Wednesday, November 11, 2009

Analisa Lapangan

Prinsip-prinsip Penyediaan Prasarana & Sarana Permukiman Perdesaan Potensial (Unggulan Strategis)

Bertolak dari hasil analisis secara kritis (lebih kepada pendekatan kualitatif) dari implementasi kegiatan pengembangan perdesaan pada kawasan-kawasan agropolitan sebagai pengembangan potensi ekonomi lokal, maka karakter dan atribut yang dihasilkan menjadi prinsip-prinsip perencanaan atau acuan dasar penyediaan kebutuhan infrastruktur pada suatu permukiman perdesaan potensial. Karakter dan atribut perencanaan ini adalah melihat terbentuk tidaknya perpaduan pengaruh timbal balik antara permukiman perdesaan sebagai social system dan lingkungan budidaya potensi sebagai resources system.

Mengapa demikian? Perpaduan timbal balik ini menempatkan atau mengindikasikan adanya kebutuhan akan korelasi antar kedua system di atas. Korelasi ini menempatkan suatu permukiman perdesaan sebagai bentuk sistem sosial (kekerabatan, adat istiadat, norma dalam komunitas permukiman) dan lingkungan budidaya potensi berupa sistem sumberdaya yang dikelola oleh pemukim pada permukiman perdesaan tersebut .

Aplikasi dari adanya kebutuhan korelasi ini diwujudkan secara fisik berupa penyediaan infrastruktur . Infrastruktur ini selain berperan sebagai korelasi antar peruntukan ruang juga menunjukkan perannya sebagai services bagi permukiman. Namun dalam kapasitasnya sebagai fungsi infrastruktur, maka penyediaan infrastruktur ini tidak hanya sebagai services semata, melainkan juga sebagai pengendali dan pengarah dari pertumbuhan dan perkmbangan suatu kawasan potensial.


Hal tersebut di atas sejalan dengan platform yang menempatkan (i) resources system sebagai muatan pengembangan regional dan perdesaan. Resources system ini membentuk korelasi timbal balik dengan (ii) social system sebagai muatan dari pengembnangan permukiman perdesaan. Antara kedua sistem inilah korelasi terbentuk yang diaplikasikan sebagai kebutuhan infrastruktur yang juga muatan dari rencana pengembanngan infrastruktur. Hubungan kertiganya menempatkan infrastruktur sebagai whole function dalam memenuhi kebutuhan sistem-sistem tersebut.

Hubungan yang diulas di atas digambarkan sebagai berikut:
Gambar Korelasi Antar Sistem Dalam Penyediaan Infrastruktur sejalan dengan Platform

Keterkaitan antar sistem tersebut diatas pada hakekatnya adalah pengembangan budi daya, khususnya sumber daya alam. Kenyataannya sumberdaya ini memiliki ambang batas yang berdampak kepada degradasi atau penurunan kualitas lingkungan dari sumberdaya tersebut. Ambang batas digambarkan secara empiris berupa korelasi atau hubungan timbal balik antara kedua sistem (sosial dan resources) melalui keterklaitan 4 (empat) aspek, yaitu:
1) Sumber daya alam (resources)
2) Pengguna sumber daya (resources users)
3) Infrstruktur Publik (public infrastructure)
4) Penyedia Infrastruktur (infrastructure providers)

Penjelasannya, sumberdaya alam (resources) apapun jenis dan katagorinya ,memberikan hasil yang dapat dimanfaatkan oleh penggunanya (users oleh komunitas atau masyarakat). Untuk menunjang aktifitas pengelolaan sumberdaya maka perlu disediakan (oleh pr
oviders) infrastruktur (public infrastructure). Penyediaan ini tensaja memperhatikan keseimbangan ekosistem sumberdaya yang perlu dikendalikan dan diatur pengelolaannya. Penjelasan tersebut seperi digambarkan sebagai berikut:

Gambar Korealasi 4 Aspek dalam Hubungan Timbal Balik antara Sistem Sosial dan Sistem Sumberdaya

Penggambaran di atas dalam implikasinya berkaitan erat dengan karakter dan atribut sebagai prinsip-prinsip penyediaan kebutuhan infrastruktur pada suatu permukiman perdesaan potensial. Prinsip-prinsip ini mencakup suatu kondisi yang terbentuk melalui:
  1. Aktifitas pengguna sumber daya menjadi dasar penyediaan infrastruktur (model penyediaan atau provider)
  2. Perencanaan yang dilakukan memperhatikan dampak negatif akibat adanya penyelenggaraan pembangunan infrastruktur.
  3. Pemanfaanfaatan infrastruktur merupakan fungsi kontrol dalam pemanfaatan dan pemeliharaan lingkungan.
  4. Pengelolaan infrastruktur semata-mata untuk menunjang usaha budidaya (industri lokal) dan kehidupan pengolah sumber daya (permukiman).

Implementasi prinsip-prinsip di atas pada analisis kebutuhan infrastruktur adalah menempatkan 2 (dua) penilaian mendasar yaitu (i) penilaian kebutuhan dan (ii) penilaian integrasi system. Penilaian kebutuhan adalah melakukan analisis kebutuhan layanan dasar infrastruktur akan adanya suatu aktifitas pemukiman sedangkan penilaian integrasi sistem lebih mengarah kepada kebutuhan infrastruktur yang diakibatkan oleh adanya integrasi antara sistem sosial dan sistem budidaya/sumberya.
Berangkat dari penilaian tersebut di atas maka diperlukan strategi implementasi dengan menempatkan penyediaan kebutuhan infrastruktur sebagai:
  1. Elemen sarana dan prasarana yang menunjang (service) kegiatan ekonomi lokal (bisnis).
  2. Peran penting dalam membuka akses kawasan yang berdampak kepada peluang investasi, dan pasar budidaya potensi.
  3. Kemampuan mendorong kegiatan industri (kelas menengah dan besar) lebih berkembang pada kawasan.
  4. Konsisi yang menciptakan system yang utuh dan saling terkait sebagai suatu sistem bisnis industri lokal.

Keseluruhannya menunjukkan bahwa pembentukan karakter dan atribut penyediaan infrastruktur permukiman perdesaan potensial adalah pada sistem infrastruktur itu sendiri yang merupakan perpaduan timbal balik antara sistem sosial (komunitas perdesaan) dan sistem ekologi (ekosistem budidaya potensi lokal).

No comments: